Rabu, 29 Februari 2012

RINDU SEORANG GURU PENDIDIK

Salam Maha Siswa............
Kali ini ijn kan saya memposting opini dari salah satu teman saya yang saya rasa sangat bagus dan sangat membantu kita dalam berpikir lebih maju sebagai seorang pelajar. Berikut opini nya....

RINDU SEORANG GURU PENDIDIK
Menjamurnya berbagai sekolah Unggulan, Rintisan Sekolah Berstandar Internasional, Sekolah berprogram full-day, dan berbagai sekolah yang menawarkan sistem pengajaran terbaru. Persaingan dalam pembangunan insfratuktur dan sistem managemen sekolah terus berlanjut. Menjadi lahan bisnis baru dalam bidang pendidikan. Saya sebagai seorang murid yang telah merasakan menjadi bagian dalam sistem pengajaran yang sudah puluhan tahun bahkan ratusan tahun yang lalu sudah eksis. Selama kurun waktu 12 tahun menempa pendidikan sekolah yang paling memberi kebebasan berbuat hanya sewaktu Taman Kanak-kanak (TK). Selama itu pula menjadi salah satu orang yang telah tersistem oleh belenggu yang biasa dikatakan Pendidikan Formal.
Awal abad ke-21 ini, berbagai lembaga pendidikan negeri maupun swasta bersaing untuk menawarkan berbagai sitem pendidikan “yang berkualitas”bukan hanya di bumi pertiwi ini tapi bahkan seluru penjuru dunia. Sekolah “Unggulan”, dengan predikat sekolah favorit tempat sekolahnya bagi orang-orang “pintar”, bernilai tinggi, dan berduit. Sesungguhnya sekolah yang bertitle ‘Unggulan’ inilah diskriminasi sosial bagi para murid dalam bidang pendidikan. Bagaimana bisa seorang murid hanya dinilai dari segi akademik, apakah manusia diberi akal hanya untuk menyelesaikan berbagai tugas sekolah? Apakah hanya untuk mendapat nilai bagus yang otomatis bisa diberi predikat manusia unggul?. Setiap manusia diberi kelebihan, karakter, skill, ambisi, cita-cita, kekurangan, perasaan berbeda dan kemampuan khusus yang membedakan antarsesama manusia.  Oleh karena itu, tidak ada namanya “Manusia Unggul”, apalagi sekolah unggulan. Sepertinya kita harus menonton film 3 idiots dan Tareezamen Par. Untuk sedikit memahami manusia.
Sesungguhnya sekolah memang diprogram bukan pendidikan bagi umat manusia untuk menemukan jati diri, siapa diri, dan pengembangan kelebihan para murid. Para murid diprogram seperti robot, yang harus taat kepada pengajar, dipaksa menuruti peraturan-peraturan yang memenjarakan kebebasan berfikir dan bertindak, dan pasti setiap kebebasan itu ada yang namanya batasan tetapi bukan dengan peraturan-peraturan yang semena-mena. Para murid dipaksa duduk diberi materi-materi, diam, mendengar para pengajar ceramah seperti khutbah Sholat jum’at, dan diprogram untuk menjadi sesuatu yang kadang tidak concern dengan kemampuan para murid. H. L  Mencken berkata ” Masa sekolah adalah saat yang paling tidak membahagiakan dalam seluruh periode keberadaan manusia di dunia, masa penuh tugas-tugas bodoh, dan membosankan, peraturan-peraturan baru yang tidak menyenangkan dan pelanggaran semena-mena terhadap akal sehat dan perilaku yang pantas”.
Sistem pemeringkatan murid dalam kelas yang dimaksudkan untuk memotivasi para murid supaya berkembang, kenyataanya mengkerdilkan mental para murid yang belum mampu bersaing dalam bidang akademik. Bagi para murid yang mendapat peringkat terbawah akan merasa malu dan pasrah akan keadaan, sebaliknya bagi para murid yang mendapat peringkat teratas akan disanjung-sanjung dan dibangga-banggakan yang bisa membuat seseorang merasa lebih hebat dari orang lain. Padahal tidak ada seorang manusia yang lebih unggul atau hebat dari sesamanya.
Pengajaran, semua orang sesungguhnya tak perlu diajari karena mereka sudah mempunyai kelebihan masing-masing. Galileo Galilei berkata “kau tak pernah bisa mengajari orang apapun, kau hanya bisa membantunya menemukan hal itu pada dirinya”. Begitu juga mantan Perdana Menteri Inggris Sir Winston Churcill, yang pada masa sekolah dulu berkali-kali tidak naik kelas karena gagal dalam satu mata pelajaran yaitu Bahasa Inggris, beliau berkata “Aku selalu siap belajar, tapi aku tidak selalu suka diajari”.
Para murid pun tidak dididik untuk bisa menerima kegagalan, selalu hanya sukses dan sukses. Robert T Kyosaki, penulis Buku BestSeller Rich Dad Poor Dad berkata “Sukses adalah guru yang buruk”. Hanya diajarkan dan dibumbui serba sukses tanpa pendidikan emosional dalam menerima kegagalan, makanya tidak usah heran pada saat Ujian Nasional yang belum lulus merasa putus asa dan bahkan banyak yang setres. Karena yang dididik hanya akademik saja belum menyentuh pada pendidikan emosional. Bagaimana mau sukses kalau tak pernah gagal. Yang lebih parahnya para murid diberi nasehat klasik yang berlaku pada era industri,”kalau tidak mendapat nilai bagus, kau tidak akan mendapatklan pekerjaan yang amandan menjamin dengan tunjangan”. Seolah para murid diprogram untuk menjadi buruh semuanya.
Sesungguhnya para pendidik yang yang sangat dibutuhkan bukan sekedar profesi pengajar, yang sekarang menjadi alternatif mata pencaharian. Para pendidik yang bisa membantu menemukan, mengembangkan kelebihan dan kemampuan para murid, dan diprioritaskan dalam pendidikan moral serta emosional. Karena inilah yang sangat berpengaruh dalam proses pendidikan bukan hanya akademik semata. Pendidik bukan saja seseorang yang  berdiri didepan kelas. Entah itu Presiden, Orangtua, polisi, pahlawan, pejabat, pengusaha, dll yang memang mengabdi untuk pendidikan moral dan kemampuan umat manusia.




29 FERBRUARI HANYA ADA DALAM TAHUN KABISAT


Hari ini, tanggal 29 Februari. Sebuah tanggal yang hanya muncul empat tahun sekali. Dikenal sebagai tahun kabisat (Bahasa Inggris: Leap Year).
Tahun kabisat adalah tahun di mana jumlah hari tidak terdiri dari 365, tetapi 366 hari.

Satu tahun syamsiah tidak secara persis terdiri dari 365 hari, tetapi 365 hari 5 jam 48 menit 45,1814 detik. Jika hal ini tidak dihiraukan, maka setiap 4 tahun akan kekurangan hampir 1 hari (tepatnya 23 jam 15 menit 0,7256 detik).

Maka untuk mengkompensasi hal ini, setiap 4 tahun sekali (tahun yang bisa dibagi 4), diberi 1 hari ekstra: 29 Februari. Tetapi karena 5 jam 48 menit 45,1814 detik kurang dari 6 jam, maka tahun-tahun yang bisa dibagi 100 (seperti tahun 1900), bukan tahun kabisat, kecuali bisa dibagi dengan 400 (seperti tahun 2000).
Tahun Kabisat ini ada sejak diluncurkannya kalender Gregorian (1582).
(nurmayudhi/Wikipedia)

Sabtu, 18 Februari 2012

"Mulailah berwirausaha justru di saat kita tidak punya apa-apa" Purdi E. Chandra

Waktu kuliah dulu saya punya teman yang pandai dan memiliki wawasan dunia bisnis yang lumayan. Ide-ide rencana usaha yang muncul dari pemikirannya sangat cemerlang. Selalu saja, ide-ide itu adalah ide bisnis yang menarik, prospektif, dan berpeluang besar untuk digarap. Semua teman kuliah berdecak kagum dengan lontaran ide-idenya.

Tetapi ide-ide itu tinggal ide saja. Sampai hari ini belum ada satu pun bisnis yang pernah dijalankannya. Malahan, terakhir saya ketemu dia, berstatus karyawan sebuah perusahaan publik di Jakarta. Dia memang terlalu pandai untuk merencanakan sebuah usaha sekaligus terlalu takut untuk memulai.

Ada juga mahasiswa yang pernah datang pada saya. Dia menyatakan ingin berwirausaha, kemudian dia mengatakan, bahwa dirinya belum punya modal dan tidak begitu pandai. Saya katakan pada dia: “Kebetulan!” Kemudian saya katakan lagi: “Jangan takut, karena modal utama untuk memulai bisnis adalah keberanian.”

Mengapa saya katakan seperti itu? Sebab, biasanya kalau terlalu pinter itu malah terlalu berhitung. Orang yang tahu banyak hal, maka dia akan tahu banyak risiko dan halangan di depannya. Hal itu menurut saya justru akan menciutkan nyalinya.

Saya malah pernah bilang pada seorang sarjana yang ingin berwirausaha. Saya katakan: “Sekarang, abaikan ijazahmu. Buatlah dirimu seolah-olah tidak punya apa-apa, kecuali semangat dan keinginan yang kuat.”

Saya teruskan: “Mulailah berwirausaha justru pada saat Anda tidak punya apa-apa. Saat Anda merasa tertekan. Saat Anda tidak dapat berbuat apa-apa dengan ijazah Anda. Saat Anda kebingungan karena harus bayar kredit rumah. Atau pada saat Anda merasa terhina.”

Memang nasehat saya ini agak berbeda dengan kebanyakan orang. Biasanya orang menyarankan, kalau mau usaha sebaiknya mengumpulkan modal dulu, kemudian cari tempat dan seterusnya. Tetapi, banyak orang sukses sebagai wirausahawan justru dimulai dari sebaliknya, hanya punya semangat dan tidak punya apa-apa. Kondisi yang ada memaksa mereka harus “bermimpi” tentang masa depannya, kemudian tertantang untuk menggapainya, dan berusaha keras untuk mewujudkannya.

Anda tentu tahu atau paling tidak pernah mendengar nama Steve Jobs. sebelumnya dia bukan siapa-siapa. Jobs hanyalah anak muda yang gemar bercelana jeans belel dan berkantong kempes. Belakangan, dia membuat Apple Computer di garasi rumahnya, dan mendirikan perusahaan yang masuk Fortune 500 lebih cepat dari siapapun sepanjang sejarah.

Jobs adalah contoh orang yang berhasil dalam berwirausaha, justru bukan karena kepandaiannya di bangku kuliah. Tapi, karena ia memiliki keberanian dan keyakinan akan usaha yang digelutinya. Dia mampu bertindak merealisasi gagasannya dengan meninggalkan lingkungan kuliah dan teman-temannya yang suka berhura-hura.

Tapi, saya tidak menyarankan Anda untuk mengabaikan pendidikan. Hanya saja, saya ingin mengatakan, bahwa untuk menjadi wirausahawan terlebih dahulu dibutuhkan keberanian memulai (bertindak), untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Hal tersebut harus segera dilakukan, sebelum orang lain mendahuluinya. Kepandaian akademis akan diperlukan bila usaha kita sudah berjalan, dan itu bisa kita dapatkan dengan mengikuti kuliah lagi, atau kita bisa membayar orang-orang pandai sebagai karyawan atau konsultan.

"Sebagai entrepreneur, kita sebaiknya tidak hanya memiliki satu sumber penghasilan." Purdi E. Chandra



 Bisnis, biasanya dimulai dengan coba-coba, kadang malah asal-asalan. Dimulai dengan modal seadanya, tempat seadanya, dengan orang yang sama-sama belajar dari nol. Saya kira, dari memulai yang serba kekurangan inilah yang akan membuat kita semakin cerdas dalam berbisnis. Proses bisnis ini akan memberikan pengalaman bisnis yang semakin hari mencerdaskan kita.

Belajar dari pengalaman bisnis setiap hari dan kebutuhan akan kemajuan bisnis kita, mulailah kita memberikan sentuhan manajemen, walaupun itu masih sangat sederhana. Sudah ada bagi-bagi pekerjaan atau bagi-bagi fungsi. Ada yang pegang keuangan, ada yang sudah mulai jadi bagian pemasaran. Ada yang bagian produksi, ada
juga yang ngurusi karyawan. Malah terkadang ada beberapa pekerjaan masih dirangkap satu orang. Ini adalah proses menuju bisnis yang sesungguhnya. Artinya, bisnis yang memiliki sistem yang baik. Dengan sudah adanya sistem, kita sebagai pengusaha memiliki banyak waktu luang. Karena, sistem sudah berjalan dengan baik. Ketika sebelum ada sistem, pengusaha cenderung mengelola perusahaan dengan full time. Kini, setelah ada sistem, cukup dengan part time.
Karena itu, menurut saya, jika perusahaan kita sudah memiliki sistem yang baik, dan bisnis kita relatif berkembang, maka kesempatan kita untuk mengembangkan bisnis sangat terbuka luas, termasuk membuka bisnis baru. Berdasarkan pengalaman saya, lebih mudah membangun bisnis yang ke-2, ke-3, dan seterusnya, dari pada ketika memulai bisnis yang pertama. Karena, di saat memulai bisnis yang pertama kita belum punya apaapa. Sementara, membangun bisnis yang ke-2, ke-3, dan seterusnya lebih mudah karena bisnis kita yang pertama sudah memiliki sistem yang baik. Saya kira, perlu dipertimbangkan matang-matang jika kita ingin mencoba membangun bisnis yang ke-2, seharusnya bisnis kita yang pertama sudah mempunyai sistem yang baik.
Dengan aktivitas kita yang sebelumnya full time, dan sebagian entrepreneur menjadi part time, dimungkinkan kita memiliki banyak waktu luang. Banyaknya waktu luang itu, membuat kita sebagai entrepreneur akan lebih fokus dalam menciptakan bisnisbisnis baru. Menciptakan bisnis baru itu berarti kita telah menciptakan sumber penghasilan baru. Jika perusahaan kita memiliki sistem yang baik, maka manajer dan karyawan akan bekerja sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sehingga, banyak pekerjaan yang sudah terbagi habis oleh para profesional di lingkungan bisnis kita. Dalam konteks inilah entrepreneur tidak harus fokus. Justru yang harus fokus adalah orang-orang yang mengelola bisnis kita. Hanya mungkin, kita harus ikut fokus di awal berdirinya bisnis tersebut. Setelah bisnis kita kelihatan jalan, yah cari fokus yang lain.
Sebagai entrepreneur, sebaiknya kita tidak hanya memiliki satu sumber penghasilan saja. Tetapi bagaimana, kita dapat menciptakan banyak sumber penghasilan. Ibarat kita punya telur sepuluh menetas sembilan, itu lebih baik dari pada mempunyai satu telur menetas semua. Dengan kita membuat bisnis yang ke-2, ke-3, dan seterusnya, kita berharap akan mendapatkan penghasilan yang ke-2, ke-3, dan seterusnya. Sehingga, dengan kita memiliki banyak sumber penghasilan, maka kita sebagai pengusaha mempunyai peluang untuk memiliki kebebasan finansial.
Semangat kita menciptakan bisnis ke-2, ke-3, dan seterusnya akan punya dampak sosial, yaitu menciptakan lapangan kerja, mambagi-bagi keuntungan, dan lain-lain. Artinya, kita sebagai entrepreneur memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Silahkan mencoba!***

Kamis, 16 Februari 2012

LOSSON : DON'T LOSE YOUR PEN, YOU WILL BE DIE

LOST YOUR PEN = NO PEN
NO PEN = NO NOTES
NO NOTES = NO STUDY
NO STUDY = FAIL
FAIL = NO DIPLOMA
NO DIPLOMA = NO WORK
NO WORK = NO MONEY
NO MONEY = NO FOOD
NO FOOD = SKINNY
SKINNY = UGLY
UGLY = NO LOVE
NO LOVE = NO MERRIAGE
NO MERRIAGE = NO CHIKLREN
NO CHIKLREN = ALONE
ALONE = DEPRESSION
DEPRESSION = SICKNESS
SICKNESS = DEAT
LESSON : DON'T LOSE YOUR PEN, YOU WILL BE DIE


oleh : nurma yudhi a

Kamis, 02 Februari 2012

VISI MISI FAKULTAS EKONOMI oleh : Bapak Hatta Ruddin, SE, AK, MM (Dekan Fakultas Ekonomi)

MEWUJUDKAN LANDASAN PELAKSANAAN OTONOMI PERGURUAN TINGGI MENUJU FE - UGL
TERDEPAN YANG BERWAWASAN GLOBAL, ILMIAH DAN PROFESIONAL

Sebagai Dekan Yang Resmi Baru di lantik , pada Bulan Desember Lalu Hattarudin, SE, Ak, MM, Beliau Menyimpulkan ada empat kata kunci dalam Menjalankan Visi nya, yaitu Otonomi Perguruan Tinggi, terdepan,  wawasan global, Ilmiah dan Profesional.
Dengan adanya otonomi perguruan tinggi diharapkan FE-UGL menjadi pusat penyelengaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi sebagai suatu masyarakat ilmiah yang penuh cita-cita luhur, masyarakat berpendidikan yang gemar belajar dan mengabdi kepada masyarakat serta melaksanakan penelitian yang menghasilkan manfaat meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.
        Dengan demikian, terwujudnya landasan otonomi perguruan tinggi tersebut diharapkan akan mampu untuk membawa masyarakat dan Kabupaten Aceh Tenggara terdepan menuju kemajuan bidang pendidikan, kejayaan dan kesejahteraan yang dicita-citakan melalui pemanfaatan secara berkeadilan, optimal dan terkendali terhadap seluruh sumberdaya yang dimiliki.   Kebutuhan dan keinginan Kabupaten Aceh Tenggara  terdepan, khususnya di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat relevan mengingat fungsinya sebagai daerah yang berbatasan dengan ibukota Sumatera Utara dan diharapkan dapat menjadi pusat kemajuan pendidikan, kebudayaan dan perekonomian. 
        Wawasan global sebagai persyaratan FE UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER dalam membangun Kabupaten Aceh Tenggara untuk mencapai kemajuan, kejayaan dan kesejahteraan yang dicita-citakan.  Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari sejarah Aceh Tenggara dimana bisa dihuni oleh bermacam-macam suku dan agama dengan rukun dan damai.
         Ilmiah dan Profesional merupakan ketentuan yang diamanatkan dalam Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan tinggi adalah kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan akademik.
Dengan demikian, dalam rangka mewujudkan pengelolaan perguruan tinggi di daerah yang profesional dan bermutu diharapkan akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Aceh Tenggara, berbangsa dan bernegara. Sumberdaya sosial (social capitals) perlu digali dan dimanfaatkan untuk mendukung proses pembangunan dalam rangka tercapainya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Aceh Tenggara  yang maju, sejahtera dan agamis/religius.
       Sejalan Untuk Menunjang Visi Tersebut Bapak Hattarudin, SE, Ak, MM, Juga Mempunyai Misi, Yaitu ” Meletakkan landasan untuk mewujudkan FE-UGL yang maju, bermutu, dan memiliki kemampuan akademik sebagai pusat penyelanggaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang dapat meningkatkan mutu kehidupan masyarakat”
Didalam misi itu terkandung Tiga pokok Unsur Yang mampu Mewujudkan Misi Dekan Fakultas Ekonomi Tersebut, Yaitu : Pertama,  meletakkan landasan untuk mewujudkan FE-UGL yang maju, bermutu, dan memiliki kemampuan akademik sebagai pusat penyelengaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu masyarakat ilmiah, masyarakat yang gemar belajar dan penuh pengabdian serta melaksanakan penelitian.
Kedua, menjadikan FE-UGL Sebagai pusat penyelengaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang profesional, berwibawa, serta berdedikasi yang penuh dengan pengabdian tinggi.
Ketiga, melakukan penelitian dan pengabdian guna mencapai masyarakat yang maju, sejahtera, dan agamis yang memiliki kemampuan akademik.
Tujuan Visi dan Misi
Untuk mencapai visi dan misi FE-UGL yang telah dirumuskan, maka tujuan pelaksanaan, pembangunan dan pengembangan pendidikan selama masa jabatan Dekan Fakultas Ekonomi, Dekan Mengarah kan visi dan misi nya  untuk beberapa tujuan, Yaitu : petama, mewujudkan landasan untuk pelaksanaan otonomi perguruan tinggi pada tahun 2008 sebagai instrumen bagi FE-UGL untuk membangun internalnya  secara  mandiri dengan menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, transfaransi, akuntabel, peran-serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keaneka-ragaman sumber daya intelektual yang ada.
Kedua, “mewujudkan pengelolaan yang baik  dan Fungsionaris yang berwibawa, berorientasi terhadap peningkatan mutu pendidikan fungsionaris dan profesionalisme, dan berdedikasi pengabdian yang tinggi.
Ketiga, menyusun struktur dan sistem manajemen FE-UGL yang secara nyata dan bertanggungjawab mulai dari kepengurusan jabatan struktural sampai fungsionaris sesuai dengan keahliannya masing-masing untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana dalam mendidik, membangun dan mengembangkan sekolah tinggi.
Keempat,   menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi  untuk selanjutnya dapat diaktualisasikan dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan pengelolaan Pemerintah Daerah secara konsisten.
Kelima, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan ketrampilan mahasiswa untuk menghadapi persaingan kerja yang sangat kompetitif ke depan dalam rangka otonomi daerah serta era globalisasi dan perdagangan bebas. Dan Yang terakhir, “Memberdayakan seluruh potensi dan kekuatan akademis, khususnya Tri Dharma Perguruan Tinggi, untuk meningkatkan pengembangan, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian).

Sasaran Visi dan Misi

Pertama, tersusunnya landasan pelaksanaan FE-UGL pada tahun 2008 secara sistematis dan operasional sebagai pedoman dan arahan bagi Sekolah tinggi untuk membangun daerahnya secara mandiri dengan menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, transfaransi, akuntabel, peran-serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keaneka-ragaman sumber daya intelektual yang ada.
Kedua, terwujudnya pengelolaan yang baik dimana para pelaksana sekolah tinggi yang berwibawa, berorientasi terhadap peningkatan mutu dan profesionalisme, dan berdedikasi pengabdian yang tinggi mampu bertindak sebagai fasilitator untuk memeran-sertakan seluruh pelaku pembangunan (stakeholder) dalam suatu bentuk kerjasama/kemitraan yang sinergis.
Ketiga, terwujudnya struktur dan sistem manajemen FE-UGL yang produktif, efektif, dan efisien yang secara nyata mulai dapat merealisasikan perwujudan FE-UGL yang maju, aman, bermutu, religius, dan rapi untuk dapat melaksanakan fungsinya sebagai pusat pengembangan dan penyelenggaraan serta sebagai pusat kemajuan, pendidikan, kebudayaan dan perekonomian.
Keempat, terwujudnya sistem dan iklim pendidikan yang demokratis dan partisipatif untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat  serta menurunkan ketergantungan masyarakat kepada pemerintah dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
Kelima, meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua masyarakat agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Keenam, dengan banyaknya mahasiswa PNS bisa mewujudkan Aparatur Pemerintah Daerah yang kinerja tinggi dan berwibawa yang berorientasi kepada pelayanan masyarakat, profesional, dan berdedikasi tinggi.

strategi
Demi pencapain visi dan misi tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi memiliki Starategi, Yaitu: Pertama, restrukturisasi dan revitalisasi kelembagaan FE-UGL untuk meningkatkan kapasitas, produktivitas, efektivitas dan efisiensi, khususnya dalam menghadapi otonomi daerah.
Kedua, memacu meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, baik fungsionaris maupun mahasiswa, terutama melalui aspek pendidikan, penelitian dan pengabdian.
Ketiga, meningkatkan proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan.
Keempat, penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan.

        Dengan Strategi tersebut diharapkan visi, misi, dan tujuan pelaksanaan pengelolaan pedidikan Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER  dapat terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak secara aktif dalam penyelegaraan pendidikan.

UNTUK PEMUDA LOUSER


Wahai pemuda louser, Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepada Nya, ikhlas dalam berjuang di jalan Nya, semakin bersemangat dalam merealiasasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda.




Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuataannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panji Nya. "Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk." (AI-Kahfi: 13) 

Beranjak dari sini, sesungguhnya banyak kewajiban kalian, besar tanggung jawab kalian, semakin berlipat hak-hak umat yang harus kalian tunaikan, dan semakin berat amanat yang terpikul di pundak kalian. Kalian harus berpikir panjang, banyak beramal, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat, dan hendaklah kalian mampu menunaikan hak-hak umat ini dengan sempurna. 

Ada di antara pemuda yang tumbuh dalam situasi bangsa yang dingin dan tenang, di mana kekuasaan pemerintah telah tertanam kuat dan kemakmuran telah dirasakan oleh warganya.

Sehingga pemuda yang tumbuh dalam suasana ini aktifitasnya lebih banyak tertuju kepada dirinya sendiri daripada untuk umatnya. Dia pun kemudian cenderung main-main dan berhura-hura karena merasa tenang jiwanya dan lega hatinya. 

Ada juga pemuda yang tumbuh dalam suasana bangsa yang keras dan bergolak, di mana bangsa itu sedang dikuasai oleh lawannya dan dalam semua urusan diperbudak oleh musuhnya. Bangsa ini berjuang semampunya untuk mengembalikan hak yang dirampas, tanah air yang terjajah, dan kebebasan, kemuliaan, serta nilai-nilai agung yang hilang. Saat itulah kewajiban mendasar bagi pemuda yang tumbuh dalam situasi seperti ini adalah berbuat untuk bangsanya lebih banyak dari pada berbuat untuk dirinya sendiri. Jika ia lakukan hal itu, ia akan beruntung dengan mendapatkan kebaikan segera di medan kemenangari dan kebaikan -yang tertunda- berupa pahala dari Allah swt. 

Barangkali, merupakan suatu keberuntungan bagi kita bahwa kita termasuk pemuda kelompok kedua (yang dibesarkan dalam situasi keras dan bergolak). Oleh karena itu, kedua mata kita pun terbuka di hadapan sebuah umat yang terus berjihad dan berjuang untuk mendapatkan hak dan kebebasannya. Bersiapsiaplah wahai para tokoh! Sungguh, alangkah dekatnya kemenangan bagi kaum mukminin dan alangkah besarnya keberuntungan bagi para aktifis yang tak henti berjuang. 

Wahai pemuda! Barangkali ancaman yang cukup berbahaya pada bangsa yang mau bangkit -dan kita sekarang berada di fajar kebangkitan adalah munculnya beragam isme, banyaknya seruan-seruan, warna-warninya manhaj, perbedaan dalam penetapan strategi dan sarana perjuangan, dan tidak sedikitnya orang yang berambisi untuk menjadi pemimpin dan penguasa.

nurma yudhi a.