Bob Sadino memberikan beberapa
tips untuk mereka yang benar-benar ingin membangun jiwa enterpreneurship (jiwa
kewirausahaan). Ia menyarankan agar orang tidak belajar jiwa wirausaha di dalam
kelas, atau dari mereka yang tidak pernah menggeluti langsung dunia usaha.
Sebab biasanya yang diberikan
adalah semua saran yang didasari oleh ‘ketakutan’ sehingga segalanya dipermudah
dengan ide-ide logis padahal ‘hutan’ usaha adalah sering tidak mengikuti urutan
dan sistematika berpikir biasa, faktor-faktor-faktor yang kelihatannya
terkontrol padahal sangat sulit menerka gerak dan dinamika pasar, saran-saran
yang berlawanan dengan hukum pasar yang cenderung liar, mengabaikan unsur lain
yang justru sangat penting yaitu ‘naluri’ pengusaha, dsb.
Untuk membangun jiwa wirausaha,
Bob menyuruh kita untuk melihat beberapa hal berikut:
1. Kita harus membebaskan diri
kita dari RASA TAKUT. Inilah halangan terbesar. Inilah alasan terbesar mengapa
pendidikan memakan waktu yang lama, yaitu untuk menghindari kesalahan dan
resiko. Tapi justru itulah yang ingin dipangkas oleh Bob karena ia merasa rasa
takut adalah penyebab tidak berkembangnya enterpreneurship. Kesulitan dan
resiko selalu menyertakan peluang. Jadi, jika kita ingin mengembangkan jiwa
enterpreneurship, jangan menghindari resiko. Resiko mengandung peluang.
2. Kita harus membebaskan diri
dari tidakan TERLALU BERHARAP. Belum apa-apa sudah membayangkan hitungan khayal
tentang keuntungan, kemudahan, kehebatan dan hasil besar. Jika begini, maka
orang mudah kecewa karena ternyata lapangan mengajarkan yang berbeda. Orang harus belajar menghitung mulai dari
angka kecil tetapi tekun dan komit. Bayangkan sukarnya dan hadapilah
kesukarannya.
3. Kita harus bebaskan diri kita
dari PIKIRAN SENDIRI. Biasaya berupa konsep, keyakinan, anggapan dsb.
Belajarlah untuk ‘tidak tahu’ supaya pengertian masuk sebanyak-banyaknya.
Lepaskan diri dari konsep-konsep, semua harus dijalani dulu dengan penuh
keberanian, nanti ilmu akan datang sendiri. Itulah enterpreneurship kata Bob.
Memang benar, jika kita berhadapan dengan orang yang merasa sudah tahu, kita
kerepotan. Orang tidak mudah berubah karena sudah punya asumsi dulu dalam
pikiran. Jadi, cara termudah mengadopsi teknik baru adalah dengan mengambil
posisi ‘belajar’, ‘tidak tahu’. Atau merendahkan hati untuk menjalankan sesuatu
yang baru.
Dengan ketiga kunci tersebut, Bob
berharap mereka calon enterpreneur akan memakai prinsip-prinsip tadi sebagai
modal mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar