Kamis, 08 Maret 2012

Tidak ada Trotoar Di Kutacane



Salam Mahasiswa ....
Lagi-lagi saya ingin memposting tulisan yang temanya jauh dari
Ekonomi. Selain untuk mengeluarkan pendapat saya juga ingin sedikit
care terhadap blog ini, agar terkesan tidak vakum. Ini tentang
Kutacane.
Sudah dua tahun lebih saya berdomisili di Kutacane, tapi sepertinya
baru hari ini saya sengaja jalan kaki menyusuri jalan kota, tepat nya
di Ahmad Yani. Menjadi suatu hal yang pertama karena saya memang tidak
pernah melewati Ahmad Yani dengn jalan kaki, biasanya sih naek motor.
Berhubung hari ni motor saya lagi di service di bengkel sekitar Ahmad
Yani saya sengaja berjalan menyusuri jalan Ahmad Yani sembari menunggu
motor saya selesai di service. Jalanan rame banget, meskipun sudah di
buat dua arah dan di kasih pemisah di tengah nya, tidak sedikit
pengemudi yang terkesan ugal-ugalan membuat saya tidak nyaman
berjalan. Belum lagi parkir liar yang hampir sepanjang jalan dan
memenuhi hampir 1/4 lebar jalan.
Dari keadaan itu saya mulai sadar bahwa pejalan kaki di kota ini
sangat tidak nyaman dan tidak aman, Pemerintah Daerah juga terkesan lalai
dalam memfasilitasi para pejalan kaki, selain di biarkanya parkir
liar, di sepanjang jln Ahmad Yani juga tidak ada Trotoar.
Dengan arus kendaraan yang semakin padat, parkir liar yang menjamur,
serta tidak ada nya fasilitas trotoar bagi pejalan kaki, ini sungguh
ironis. Bagai mana tidak, keselamatan para pejalan kaki jelas-jelas
terancam. Sudah seharus nya Pemerintah Daerah melek akan fasilitas
pejalan kaki, semua itu demi kenyamanan dan keselamatan pengguna
jalan, baik pejalan kaki atau yang berkendara baik motor maupun mobil.
Berkas:Gehweg.jpg
Trotoar diSiegen, Jerman(sumber:www.wikipedia.org)

Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan
dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin
keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada pada
posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka
akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan
utama dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan
pejalan kaki dariarus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan
gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan
trotoar. Perlu tidaknya trotoar dapat diidentifikasikan oleh volume
para pejalan kaki yang berjalan dijalan, tingkat kecelakaan antara
kendaraan dengan pejalan kaki dan pengaduan/permintaan masyarakat.
Penempatan trotoar Fasilitas pejalan kaki berupa trotoar ditempatkan
di:
1. Daerah perkotaan secara umum yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi
2. Jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap
3. Daerah yang memiliki aktivitas kontinyu yang tinggi, seperti
misalnya jalan-jalan dipasar dan pusat perkotaaan
4. Lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan
periode yang pendek, seperti misalnya stasiun-stasiun bis dan kereta
api, sekolah, rumah sakit, lapangan olah raga
5. Lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari
tertentu, misalnya lapangan/gelanggang olah raga, masjid
Penggunaan ilegal Seringkali trotoar dimanfaatkan untuk tindakan
ilegalseperti digunakan oleh pengemudi motor untukmelewati
kemacetan/mendahului,digunakan sebagaitempat parkir motor ojek,dan
tempat untukberkemah.Pada negara berkembang,tindakan ini belum bisa
dilarang secara keras.


nurma yudhi a, mil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar